Senin, 07 September 2020

Nanti

 Nanti kehilangan... 

Akan menjelaskan

Apa-apa yang telah kau sia-siakan


Nanti kenangan.... 

Akan menceritakan

Apa-apa yang telah ditelantarkan


Nanti penyesalan....

Akan menjadi bayang-bayang

Tentang

Apa-apa yang belum diselesaikan

Wahai diri .....

 Baiklah diriku,

Dengarkan aku

Aku ingin memberitahumu bahwasanya.......


Orang yang kau cintai

Sedang tertidur lelap sementara ia dengan sengaja atau tidaknya terus memukul fikiranmu menjelang pagi sehingga membuatmu terjaga

Orang yang kau cintai

Sedang memikirkan kemungkinan bahagia bersama orang lain yang tidak mungkin ia dapatkan darimu

Orang yang kau cintai

Sedang Terus menghukummu dengan perasaan bersalah bahkan untuk sesuatu kesalahan yang tidak pernah engkau lakukan

Orang yang kau cintai

Sedang menyembunyikan beberapa rahasia yang mungkin sakit jika kau ketahui lalu ia berniat terus menyimpannya darimu

Orang yang kau cintai

Bahkan tidak perduli dengan kemungkinan dirimu mengkhawatirkan hubungan yg sudah tidak ada kata sepakat berbahagia

Orang yang kau cintai

Hanya sedang menjalani apa yang ada

Orang yang kau cintai

Tahu bahwasanya tidak ada keabadian disebuah hubungan yang tak jelas

Orang yang kau cintai

Sebenarnya hanya memikirkan perasaannya saja

Orang yang kau cintai

Hanya berantusias untuk sesuatu yang baru didalam hidupnya yang baru ia temukan didalam hidupmu

Orang yang kau cintai

Lebih memilih memenangkan egonya saja

Orang yang kau cintai

Membiarkan suasana terasa lebih rumit 5 hari dan hanya membuatmu 2hari lebih berarti

Orang yang kau cintai

Sedang bereksperimen dan menjadikanmu objek yang bahkan sebenarnya dianggap hanya lelucon didalam hati kecilnya

Orang yang kau cintai

Sedang menarik ulur hatimu, selalu bertindak seolah engkau adalah dunianya dan lantas menghancurkanmu, kembali




Orang yang kau cintai ...... 

Ternyata orang yang kau cintai sepenuh hati... 

Tidak mencintai sebagaimana cinta yang tumbuh dihatimu untuknya


Beristirahatlah.. Kau juga layak untuk bahagia dari sandiwara dunia yang kapanpun dan dengan siapapun tidak akan pernah menyambutmu dengan tangan terbuka, semua terasa hanya mempunyai motif tersendiri untuk kesenangan dan kemenangan egonya saja

Sejenak, kau juga perlu berburuk sangka untuk membunuh perasaan was was mu itu dan memenangkan kedamaian

Tenanglah diri.. Kau hanya manusia, Semua pasti akan terlewati (lagi) 

Dan (lagi), waktu akan kembali menyembuhkanmu.....

Hanya, cintai dirimu sendiri, dan berbahagialah

Wahai diri

Diriku. 

Sabtu, 07 Maret 2020

Penyampaian


Tuhan,
Aku ingin sampaikan,
Aku hampir selesai dengan segala usahaku
Aku turut saja sebagai ganti aku menebus kesalahanku, manusia memang bertindak seolah arif dalam memberi penilaian
Tapi Kau tahukan, Tuhan
Niatku lurus, hatiku bersih, otakku berfikir
Kau paling tahu aku, Kau sangat mencintaiku. KepadaMu lah harapanku digantung
Aku tak bertahan, tak membela diri, dan kurasa aku cukup tahu diri untuk menjauhkan apa yang seharusnya memang jauh.
Aku bawa sedikit sisi positifnya sebagai pembelajaran, mengenai perasaanku tak perlu ku jelaskan dan sudah kukesampingkan
Lalu, Sisanya, terserah Kau saja

Senin, 02 Maret 2020

Maaf dan Terima kasih

Entah mengapa semua ketidaksesuaian dalam harapan yang hadir perlahan dalam harihariku kini, selalu berhasil membawaku teringat kembali dengan sabar dan pengertianmu yang begitu besar terhadapku
Diiringi juga kesadaran bahwasanya begitu besarnya rasa tertekan yang kau tahan dulu untuk menghadapi seorang aku.
Aku telah memperlakukanmu dengan begitu buruknya lalu dengan alasan apa aku membela diriku atas kekejaman perpisahan yang tak pernah masuk dalam daftar kesiapanku dalam menghadapi pahitnya.
Tak ada kalimat yang bisa menggambarkan tentang apa-apa yang telah kita perjuangankan dan badai yang telah kita hadapi bersama. Sedikitpun aku tak pernah bisa membencimu sekalipun dalam kepurapuraan. Kau selalu punya tempat dihatiku dan takkan pernah lekang oleh waktu.
Terimakasih telah memberikan begitu banyak pelajaran  bermakna dlm hidupku
Maaf aku belum cukup untukmu bertahan bersamaku melewati hari hari terburukmu
Aku berjanji padamu, berjanji pada diriku sendiri, tidak akan ada lagi aku yang dulu. Aku berjanji akan benar benar berjuang memperbaiki diriku untuk selalu mencintai diriku terlebih dahulu, berjuang kembali dalam proses adaptasi yang sangat tidak mudah ini dan menata hidup sebaik mungkin.
Hari berlalu dan kini kita telah memilih untuk kembali membuka hati untuk mencintai seorang yang lain lagi. Aku tak pernah menyangka namun inilah kenyataannya.  Doaku selalu teriring untukmu berharap kebahagiaan yang impikan benar-benar telah kau temukan sekarang. Doakan aku jua disini untuk tidak mengecewakan dan menyayangi seorang yang kini ada disampingku.

Kamis, 02 Januari 2020

Ingatan tentang kenangan (part 1)


Aku membawanya bersamaku,  dan ketika kami sudah berada diatas awan, aku melihat air laut sembari menggenggam tangannya. Kemudian aku bertanya padanya,
"Kenapa terlihat ada titik2 putih hilang timbul dilaut dari atas sini y? "
" mungkin itu ikan"
Lalu aku hanya tersenyum kecil tidak ada niat untuk membantah
Jawaban sederhana mungkin terdengar bodoh namun membuatku jatuh cinta berlipat padanya dari hari ke hari. Saat itu Aku sadar, hanya aku yg mencintai dirinya yg terletak pada kekurangannya.

Tersentak diriku bergetar mengingat kenangan itu,  lalu diriku bertanya pada hati kecilku, "bukankah kau telah membangun resolusi 2020,  apakah ini terlihat adil untuk seseorang yang saat ini berada didekatmu yang sedang berjuang untukmu?".
Parah.........
Kini aku merindukannya lebih parah dengan rasa sakit dari pada saat rasa rindu yang kurasakan saat dia dahulu juga mencintaiku

Jumat, 13 Desember 2019

Aku sedang tidak mencintai siapapun hari ini, tapi tidak tahu esok hari


Perihal menemukan dgn cepat itu gampang,  tetapi apakah "itu" tepat? Belum tentu. Ak tdk mau membuat resiko lagi. Saat ini hanya sdg fokus memperbaiki diri bukan untuk siapa2, tetapi untuk lebih mencintai diriku sendiri. Lega rasanya hari berlalu dan merasa semakin membaik. Menghadapi masalah  dengan emosi yang semakin stabil, memilah mana yang nyata mana yang sekadar ilusi. Aku sangat menunggu saat-saat ini. Tahap dimana hatiku beristirahat sembari memprogram ulang suasananya, ketahanannya, kekuatannya, kesabarannya dan banyak lainnya.
Kini aku sedang melangkah kedepan melakukan perubahan dengan kedua tanganku dan berdiri sendiri kuat dengan kedua kakiku dan tak bergantung lagi. Prosesnya aku nikmati walau dengan tertatih, karna tulangku diciptakan Allah bukan untuk mengeluh. Hatiku mungkin terluka tetapi itu
karna Allah tidak mau ada orang yang tidak tepat menetap terlalu lama. Aku sadar dan harus berterimakasih untuk hal ini bahwasanya Allah sebaik-baik tempat bergantung.
Aku tidak berusaha memenangkan atau mengungguli apa-apa dari siapapun, dan aku tidak pernah membiasakan diri untuk menyakiti seseorang dengan menampilkan drama-drama kekanak-kanakan agar dunia tahu bahwa aku sedang berbahagia dengan hidupku yang sekarang.Tidak pernah ada niat sehina itu. BagikuDefinisi bahagia itu bukanlah perihal suatu pembuktian memenangkan segala kondisi kepada siapapun, tidak ada kata rival dihidupku. Karna keadaan ini bukanlah sebuah kompetisi.
Sekelilingku bertanya, apakah aku akan masih menerima kembali jika nanti keadaan berbalik? Hahaha... Dengan segala rasa yang kupunya untuk sang masalaluku, dan dengan kekurangan darinya yang semua kuketahui, aku lebih memilih menghormati jalan yang mantap dipilih saat meninggalkan aku yang lebih dari 1000 malam bersama-nya. Aku tidak pernah bercanda masalah hati.
Aku sadar bahwa selama ini aku sibuk mengimbangi hidup seseorang tetapi lupa untuk mencintai diriku sendiri. Ya,  Aku mungkin kehilangan seseorang tetapi sekarang aku menemukan diriku yang tlah lama tak menjadi aku. Tetapi bagiku, Sebuah kesalahan jika menjadikan sudut pandang "diri menjadi buruk ketika bersama orang yang tidak tepat" ,  yang benar adalah rasa memiliki yang sangat besarlah sehingga membentuk sifat egois yang sangat amat tinggi yang membuat semuanya memburuk.
Sekali lagi aku berterimakasih pada kehilangan, walau kali ini mungkin ceritanya paling kejam daripada cerita saat kehilangan-kehilangan yang lampau. Namun Aku tidak pernah membencinya seperti yang dilakukannya padaku.  Mungkin sebagian kecil orang menganggap bahwa semua yang terjadi ini adalah kesalahanku, aku menerimanya. Yang terpenting yang menjadi dasar dalam prinsip yang sangat kupegang teguh adalah aku tidak pernah mencoba menjadi pengkhianat dan pendusta. 


Untuk beberapa orang yang baik hati yang bersedia menungguku, maafkan aku tidak bisa menjanjikan apa apa, resiko ini terlalu besar untuk aku yang sedang dalam proses "healing my self".  Terimakasih sudah mengisi hari-hariku, menghalau galau dan sedikit membantu mengurangi gejalanya.
Aku menghargai moment dimana kekosonganku menjadi sedikit lebih berwarna saat bersama. Kedepannya, tidak menutup kemungkinan bahwa kita adalah berbeda dalam 1 tujuan yang sama.
Manusia secara lahiriah adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Dan arah angin kadang berbalik arah dengan begitu cepat jika Allah menghendakinya. Kurangi membenci dan sebarkan kasih!!!
Ps: Aku sedang tidak mencintai siapapun hari ini, tapi tidak tahu hari esok. Mari terus berjuang!

Dec, 13 '19

Sabtu, 01 Oktober 2016

Dipenjara

Kenyamanan pada masa itu ialah bisa menjadi diriku sendiri, hidup dengan uang sendiri dan mendapatkan penghargaan dengan kerja keras sendiri. Karakter terbentuk oleh hempasan derita masa lampau kemudian jatuh, bangkit dan jatuh lagi.Tersenyum lebar tanpa memikirkan konsekuensi, kesana-kesini sesuka hati dan jatuh cinta berkali-kali.Ada yang datang, ada yang pergi katanya sudah menjadi hukum alam. Me-di-(cintai)-i, Me-di-(sakit)-i begitulah siklusnya hingga menemukan yang sejati, yang ikut menelan pahitnya proses dan ikut jua menikmati buah manis hasilnya hingga batas akhir yang telah digariskan takdir.
Perselisihan, masalah, solusi, kritik, kejutan kecil, pengalaman pertama yang menyenangkan, pergantian, beban, menunggu, hingga rasa jenuh telah menjadi bagian jutaan hari-hariku hingga cerita terlengkapi.
Kini aku terdiam, menyadari saat masa-masa perjuanganku telah kian menemui ujungnya, saat orangtua sudah tak memberikan kepercayaan untukku memilih jalanku sendiri dan memaksaku mengurung hasrat untuk bersama dengan orang-orang yang kukasihi di pulau sebrang sana.......

Bersamaan dengan itu, Hal tumbuh dengan cepatnya.. Hidup yang mengasyikan berubah terbatas. tak ada kawan bahkan kembang hati yang menemani atau sekadar bermain melepas penat dengan sibundar berwarna jeruk sunkis. Aku ditempa untuk memperbaiki masa depan yang katanya pun dahulunya suram. Disini bukanlah tempatku, tak ada yang bisa kulakukan disini selain menjaga kepercayaan orangtua ku dan mengubah "attitude" jalanan. Semuanya tak salah dan tak benar. Apakah aku belum cukup dewasa untuk menentukan jalan sendiri dan berdiam dikamar sendiri dengan barang-barang privasi ku?
Tidakkah aku bisa menjalani hari dengan pilihan hatiku sendiri?
Berpuluh hari ku terperangkap dengan jati diri yang sama sekali bukan AKU.

Haruskah aku mengulangi kesalahan lama dan membuat keputusan yang tak beralasan?

untuk membulatkan tekad dan kembali menghilang dari pelabuhan ini.